Blue in June

Kekecewaan hadir karena ekspektasi dan kenyataan yang jomplang. Apalagi manajemen ekspektasi masih menjadi barang langka, tidak terkecuali pada pelayanan kesehatan.

Apa yang akan dikompromi jika dibayar murah? Tentunya dari pelayanannya.


Ini kali pertama keluarga gue pake BPJS. Kecewa? Banget. 

8x dibuat muter2 pindah rumah sakit karena sistem BPJS yang merepotkan. 

2x rumah sakit menolak karna alat gak lengkap. 

Dan 4x dokter melakukan USG di rumah sakit yg berbeda dengan hasil analisa penyakit yang berbeda juga. 

Ada yg bilang kanker rahim. Miom. Kanker usus. Sampai terakhir pemeriksaan, dokter bilang TBC perut. 

Kok bisa? Mana yang benar? 
Gue pun juga ga tau. 
Dan setiap pernyataan dokter masih diikuti kata “kayaknya” seolah-olah juga ga yakin dengan omongannya.

Bagaimana bisa orang sakit penyakit nya berubah ubah dalam waktu 1 bulan? 

Bagaimana bisa gue yakin sama ucapannya klo masih ada kata 'kayaknya' ditiap penjelasan. 
Dokternya bingung, kita yang orang awam juga jadi bingung.

Ingin rasanya menghampiri para admin rumah sakit yg sengaja mendahulukan pasien lain ketimbang ade gue, padahal kami yang antri lebih dulu karena mereka anggap ade gue sakit biasa. Protes? Sudah.

Suster yang sangat judes dan bikin darah ade gue muncrat banyak dan lebam dibagian infus karena kesal melihat 4x kehadiran kami di IGD Polri yang seolah2 kami sedang bergurau dengan penyakitnya. Protes? Sudah.

Dokter yang sengaja menunda pengoprasian pengeluaran cairan ade gue, gue ga tau dokter ini emang sengaja karna udah tau kondisi ade gue yg ga bisa diselamatin atau gimana, makanya nunda operasi. Gue ingin datengin mereka semua dan bilang, “PUAS KALIAN! ADE GUE UDAH MENINGGAL!”. 

Dan kusus untuk dokter yang nunda operasi ade gue, gue ga tau alasan dokter apa. Tapi pas ditanya, dokter jawab ‘sesuai prosedur BPJS'. 
"Dok, klo dokter udh tau kondisi ade saya, dan prosedur bpjs bertentangan dengan hati nurani dokter. Tapi dokter tetap kekeuh dengan prosedur tersebut. Kenapa dokter ga bilang opsi lain agar kami mengusahakan hal itu. Bayar besar pun, akan kami usahakan."

Begitupun dengan Dokter jaga di Rumah Sakit Persahabatan dan dokter ICU yg super duper mega lambat datang nya. Bahkan di detik kritisnya kalian datang sangat santai 😭. Sakit hati.

Dan untuk pihak rumah sakit yang katanya kamar penuh, sampe ade gue ga dapet kamar dan nunggu seharian lebih di IGD, nyatanya pas sampe di gedung rawat inap, banyak yang kosong!

Gue seperti ini memang bukan yg pertama atau satu2 nya orang. Sudah banyak korban BPJS. 
Ironisnya, Indonesia yang kaya ini, ingin membuat mobil terbang di IKN, tapi faktanya masih banyak kebutuhan dan ketimpangan kususnya dari sektor kesehatan untuk ditingkatkan. 
Mereka dari luar Jakarta datang untuk berobat karna di daerahnya alat ga lengkap. 

Liat IGD RSCM selalu membludak orang dari berbagai daerah. Kualitas sistem kesehatan, nakes sampai dokternya perlu diperbaiki pun sampe ke gajinya. 

Pantas aja, para menteri kalo berobat ke Singapura atau ke Penang. Bener2 baru paham sekarang, kualitas nya seperti ini 😭.

Ade gue. Sahabat gue di rumah. Teman hunting makanan, shopping, telah pergi selamanya di usia muda yang lagi banyak ambisi untuk masa depannya. Cita citanya sebagai Hakim. Beasiswa yang baru didapatkan. Semua rencana nya telah selesai. Kini yang dibawa hanya amal kebaikan.

"Jil, mungkin proses kamu berobat sangat dipersulit. Bahkan sampai operasi pun belom dilakukan. Tapi Allah mudahin ketika kamu sakaratul maut. Allah mudahin pemakaman kamu. Kamu meninggal dengan muka tersenyum, seperti sedang tidur. Cuaca tgl 3 juni saat itu bener2 teduh disertai hujan rintik. Meninggal dihari Senin, sama seperti Rasulullah. Kamu meninggal ketika sedang menuntut ilmu, karena sakit kamu izin pulang ke Jakarta. Banyak orang yg doain kamu."

"Jil, di 1hari sebelum kamu pergi, kamu nanya ke aku, ‘ade aku ada berapa?’. Kamu tetep ade ku jil. Ada dan ga ada nya kamu.”

"Bersyukur bgt bisa selalu ada di 40hari terakhir kamu. Nemenin berobat. Bahkan menuntun lafaz Laa ilaa ha illallah diwaktu sakaratul maut nya. I will not leave u alone. Beside u as always. See u there, jil! Sending my prayer always!"

Aku sudah iklas ya Allah. Tapi aku rindu.

Alfatihah untuk Rahma Nazilah binti Imam Ustuhri. 19th. 3 Juni 2024. 1.41 am.

Hari terakhir kami berpegangan tangan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidden Gem in Tulungagung, Jawa Timur

What a beauty New Year's Eve 2023!!!