Mencari Tuhan

Hi everyone.
Back with me Arina di 'My Digital Diary'

Tulisan kali ini, emang agak sedikit berat bahasannya. Tapi gue mohon, dont judge me. Dont blame me. Please understand what i feel and bantu gue untuk slalu ada di jalan Nya. Karna kita sama-sama masih belajar. Tidak ada manusia suci disini. We are same.

Kurang lebih 3 tahun lalu, gue mencari Tuhan gue. Gue mencari Jalan mana yg benar. Apakah agama yang saat ini gue jalanin benar?

Gue dibesarkan dan dididik oleh keluarga Muslim. Sejak kecil, gue sudah disuruh salat, tetapi, jujur aja, gue sering malas dan selalu bilang, “Udah.” Iya, memang sudah. Sudah duduk di kamar selama beberapa menit, merapikan sajadah dan mukena, tanpa melakukan salat. Saat itu, gue tahu salat itu kewajiban, gue tahu konsekuensi orang tidak salat itu amat berat, tetapi, entah kenapa, tidak mengena di hati. Tidak ada alasan kuat untuk salat. Namun setelah gue puber, gue berusaha tidak mau meninggalkannya. Dan mencoba berhijab.

Lalu, hari itu datang. Hari ketika gue bertanya tanya 'apa yang udah gue jalanin ini benar? Bagaimana jika ternyata agama ini malah salah?'

Saat itu, gue masih Muslim. Lulus SMA, dikasih cobaan sama Tuhan. Cobaan yang membuat gue berada di titik terbawah hidup. Gue gk keluar rumah slama 10 hari. Stop Sosmed. Dan hanya Berdiam diri dikamar. Dan berpikir bahwa Tuhan itu ga adil. Astagfirullah. Maaf kan kebodohan ku.

Mulai dari itu, gue banyak bertanya-tanya, tentang agama gue. Dan gue juga teramat berambisi dalam hal-hal dunia saat itu. Ditambah pergaulan gue yang punya genk dengan orang-orang yang berbeda agama dn latar belakang, membuat gue sering banget iri akan kehidupan mereka. Like, kenapa mereka kek ga ada beban?! Kok enak2 aja yaa hidupnya, kaya gak ada masalah. Ga ribet juga ga pakai hijab dll.

At the moment, setiap gue ke toko buku, gue baca-baca kitab dari agama lain. Gue baca injil. Gue dateng ke seminar orang buddist di kampus. Intinya gue bertanya-tanya dan mencari jalan gue.

Apa islam agama yang benar ?
Tetapi… bagaimana kalau agama Islam yang salah?

Bagaimana jika gue mati dan ketika gue dibangkitkan, Islam bukanlah agama yang diterima oleh Tuhan?

Di momen ini, gue mulai goyah. Gue berusaha keras percaya Islam adalah agama yang benar, tetapi, di lubuk hati terdalam, gue mempertahankannya hanya karena gue gak berani meninggalkan agama ini. Maksud gue, apa kata keluarga gue nanti? Bagaimana reaksi mereka? Ini sesuatu yang di luar masuk akal.

Di lubuk hati terdalam, gue bingung mana agama yang benar, mana golongan yang akan masuk surga. Namun, gue gk bisa bohong: Ada satu sisi dalam diri gue yang sangat membutuhkan Tuhan. Di antara kebimbangan ini, gue berusaha percaya pada agama gue.

Di proses gue mencari-cari Tuhan dengan baca-baca kitab dari agama lain, justru di situ gue malah menemukan jawabannya sendiri. Gue ga bisa sebut ayat mana yang membuat gue justru malah jadi GAK YAKIN dengan Agama tersebut, karena nantinya akan menimbulkan pertikaian, gue pikir.

Dilain sisi gue juga mencoba melihat Al qur'an. Gue ambil Alquran tersebut. Sebelum membukanya, gue benar-benar berharap dan berdoa kepada Tuhan, tolong, tolong beri jawaban, tolong tunjukkan jalan. Karena, jujur, jika gue bertanya kepada manusia, mereka akan berbangga dengan golongan masing-masing. Maka, gue serahkan segalanya kepada Tuhan Semesta Alam. Gue yakin Tuhan tak akan menyesatkan hamba-Nya yang tak ingin tersesat.

Gue buka Alquran secara acak, lalu gue menemukan ayat ini:

Indeed, the religion in the sight of Allah is Islam. And those who were given the Scripture did not differ except after knowledge had come to them - out of jealous animosity between themselves. And whoever disbelieves in the verses of Allah, then indeed, Allah is swift in [taking] account.

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. [Ali Imran : 19]

Entah kenapa, tapi gue rasa ini petunjuk Tuhan atas semua pertanyaan-pertanyaan bodoh gue yang seharusnya ga usah di tanya. Gue bandingkan isi satu kitab dengan kitab Al qur'an. Dari situ lah gue makin yakin, dengan apa yang gue jalanin saat ini.

Penjelasan senyata ini, bagaimana bisa gue menolaknya?

Di momen ini, gue sudah menemukan alasan untuk beragama (Islam): Karena ini kebenaran yang tak terelakkan.

Pertanyaan selanjutnya: Lalu, mau dibawa ke mana agama ini?

Di dunia ini, gue jadikan agama (Islam) sebagai prinsip hidup dan rujukan untuk berbagai urusan, supaya hidup lebih teratur dan terkontrol. sederhananya, gue dilarang minum-minuman beralkohol, menghamburkan uang, kikir, dan larangan-larangan penuh hikmah lainnya. Selain itu, agama ini akan jadi bekal gue untuk Kehidupan Setelah Kematian.

Sebagai seorang Muslim, tentu, gue percaya adanya Akhirat. Lepaskan label agama, gue tetap percaya adanya Hari Penghakiman. Bayangkan jika tidak ada Hari Penghakiman, hidup ini amat tidak adil: Enak banget teroris yang tinggal meledakkan diri, mereka bebas dari hukuman, dong, setelah mati? Enak banget koruptor yang menikmati uang haram lalu bunuh diri supaya tak ada balasan? Hidup pasti tidak sedangkal itu.

Selain itu, agama ini menenangkan gue, secara permanen. Gue bisa saja iri pada orang-orang dengan harta berlimpah, kesuksesan gemilang, dan kesenangan duniawi lainnya, tetapi kita semua punya akhir yang sama: Kematian. Maka, dengan memilih beragama, gue gk hanya mempersiapkan penghidupan hari ini, melainkan juga nanti, Setelah Kematian.

Untungnya, gue juga punya sahabat yang slalu ngawasin gue, nasehatin gue, dan minta gue untuk gak bergaul ama genk gue yang berbeda itu.

Tiba tiba terlintas dipikiran gue, “Duh, waktu gue kok duniawi banget, ya. Pantesan hampa banget”.

Jadi, gue memberikan sedikit waktu gue untuk akhirat. Dan mulai menjauhi genk gue itu. Karena sahabat gue ini ngerangkul gue. Ngajak gue ke kajian, dll.

Honestly, emang semenjak kuliah, gue jarang banget ke kajian-kajian. Mungkin gara-gara itu hati gue jadi hampa.

Mudah-mudahan, ini semua berakhir indah. 

Dan sorry, gue gak ad maksud untuk menjelekkan agama apapun. Karna ini pure, pencarian diri versi gue, gue hanya mau sharing aja. Thx

Komentar

  1. You slice my heart deeply, anywy. Thank youuu

    BalasHapus
  2. Rin. I dunno what was happened in your life. Smngat terus!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blue in June

Hidden Gem in Tulungagung, Jawa Timur

What a beauty New Year's Eve 2023!!!